Belasan Ribu Hektar Padi Puso

Belasan Ribu Hektar Padi Puso

Rugi Rp350 M, Pemkab Diminta Segera Bertindak \"\"SUMBER - Musim kemarau sepanjang tahun ini berdampak terhadap menurunnya produksi padi di Kabupaten Cirebon.  Data yang didapat Radar dari Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, areal yang mengalami puso mencapai hampir 14.000 hektare dan produksi padi diperkirakan menurun 35% dari tahun lalu. Menurut  anggota komisi II Ahmad Fawaz STP, daerah yang mengalami gagal panen terparah adalah Kecamatan Kapetakan disusul dengan Kecamatan Gegesik. Kerugian yang dialami petani diperkirakan mencapai Rp350 miliar, hal ini belum memperhitungkan lahan yang gagal panen ringan dan sedang. Potensi kerugian yang mencapai ratusan miliar tersebut akan berdampak terhadap beberapa hal yaitu pada menurunnya pendapatan petani dan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) yang cukup signifikan karena sektor pertanian adalah penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Cirebon sekitar 30%. “Penurunan PDRB diperkirakan bisa mencapai 10%. Dampak lanjutan dari hal ini adalah naiknya tingkat kemiskinan, dan selanjutnya bisa mengakibatkan bertambahnya tingkat kriminal,” paparnya saat ditemui di ruang kerjanya. Anggota komisi II lainnya, H Rakhmat SE mengatakan prihatin dengan kondisi tersebut.  Mestinya untuk musim yang akan datang harus ada stimulan baik yang berupa modal maupun kompensasi kerugian. Karena bila menghitung kerugian dari jumlah sawah yang puso itu bisa mencapai Rp300 miliar lebih, ini angka yang cukup besar, tetapi yang paling penting harus  dipikirkan cara penanggulangan masalah kekurangan air  agar tidak terkesan akibat alam belaka. Solusi yang bisa dilakukan adalah memberikan bantuan stimulan kepada para petani yang gagal panen atau memberikan kredit murah kepada para petani. Solusi untuk meminimkan terjadinya puso lagi adalah dengan melakukan percepatan masa tanam. “Bupati harus segera tanggap dan mengarahkan dinas terkait untuk merealisasikan percepatan masa tanam ini, bila perlu melibatkan unsur kepolisian, TNI dan tokoh masyarakat. Disisi lain kebijakan anggaran pemda juga harus mendukung percepatan masa tanam dengan menyediakan anggaran yang memadai untuk dilakukan pemberantasan hama tikus dan perbaikan infrastruktur pertanian,”paparnya. Sementara, kepala Distanbunakhut Ir H Ali Effendi menyangkal bahwa penurunan hasil produksi yang dialami para petani mencapai 35 persen. Ia mengungkapkan dari 90 ribu hektare sawah yang ada di Kabupaten Cirebon, 8.000 hektare terancam puso. “Kata siapa? Benar kalau tahun ini merupakan tahun terparah untuk puso, tapi penurunan hasil produksinya tidak sebanyak itu, karena dari 90ribu, 8000 diperkirakan terancam puso. Sedangkan kerugian sendiri hampir di atas Rp100 milliar, jadi jika diakumulasikan paling sekitar 10 persen penurunannya,” bebernya. Disamping itu, pihaknya sedang mengupayakan ke menteri pertanian mengenai usulan program bantuan berupa pengganti rugi kepada para petani yang lahan sawahnya terkena puso. Usulan tersebut berupa 25 kg benih padi dikalikan 8.000 hektare sawah. Dan Rp3,7 juta dikalikan 8.000 hektare sawah.(via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: